PENELITIAN DESKRIPTIF
Penelitian deskriptif menggunakan pengumpulan data untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status subjek penelitian. Penelitian deskriptif menyimpulkan dan melaporkan situasi yang benar-benar terjadi (apa adanya). Salah satu ciri umum dari penelitian deskriptif yaitu melibatkan penilain sikap atau pendapat terhadap kondisi individu, organisasi, peristiwa, atau prosedur; poling sebelum pemilu dan survei penelitian pasar adalah contoh dari salah satu jenis penelitian deskriptif. Data penelitian deskriptif yaitu data yang dikumpulkan melalui survei kuesioner, wawancara atau observasi.
Penelitian deskriptif terdengar sangat
sederhana, sebenarnya jauh dari sederhana, karena bukan hanya sekedar bertanya
dan melaporkan jawaban. Karena sejak awal dalam penyusunan pertanyaan yang
diajukan adalah pertanyaan yang belum pernah ditanyakan sebelumnya, instrumen
biasanya harus dikembangkan sesuai dengan penelitian tertentu, pengembangan
instrumen membutuhkan waktu dan ketrampilan. Masalah utama yang lebih rumit
dalam penelitian deskriptif adalah kurangnya dukungan (respon kurang) dari
subjek untuk mengembalikan kuesioner atau menghadiri wawancara yang telah
dijadwalkan. Padahal jika tingkat respon rendah, kesimpulan yang sebenarnya
tidak dapat tergambar atau ditarik kesimpulan yang benar. Sebagai contoh,
misalnya Anda sedang meneliti untuk mengetahui partisipasi kepala sekolah
terhadap penelitian. Anda mengirim kuesioner kepada 100 kepala sekolah dan
bertanya, "Apakah Anda biasanya bekerja sama jika diminta untuk
berpartisipasi dalam kegiatan penelitian? Misalkan 40 kepala sekolah merespon
dan mereka semua menjawab "ya". Bisakah Anda kemudian menyimpulkan seluruh
kepala sekolah bekerja sama? Tentu tidak! Meskipun semua orang yang menanggapi
menyatakan "ya". Karena 60 kepala sekolah yang tidak menanggapi atau merespon
mungkin tidak pernah bekerja sama dalam kegiatan penelitian. Kenyataannya
mereka tidak bekerja sama dengan Anda! Saat observasi juga memiliki
kompleksitas yang tidak nampak. Pengamat harus dilatih dan mampu mengembangkan
bentuk formulir dan harus mampu mengumpulkan 50 data sehingga dapat
dikembangkan secara obyektif dan dapat dipertanggung jawabkan.
Berikut ini adalah contoh pertanyaan khas wawancara dalam kegiatan penelitian deskriptif:
1. Bagaimana guru kelas dua menghabiskan waktu mereka? Guru-guru
kelas dua akan diamati untuk jangka waktu tertentu dan hasilnya akan disajikan dalam persentase, misal 60% dari waktu mereka dihabiskan untuk mengajar, 20% bertanya atau menjawab pertanyaan, disiplin administrasi 10%, dan 10% mengerjakan tugas administrasi, seperti mengumpulkan uang susu.
2. Bagaimana kemungkinan pilihan suara warga Yortown dalam pemilihan presiden mendatang? Sebuah survei dilakukan kepada warga Yortown yang akan memilih dengan (kuesioner atau wawancara), dan hasilnya akan disajikan dalam persentase, misal 70% mengindikasikan mereka akan memilih Peter Murni, 20% untuk Graft George, dan 10% ragu-ragu.
3. Bagaimana pendapat orangtua tentang pembagian-pergeseran hari-hari sekolah? Orangtua akan disurvei dan hasilnya akan disajikan dalam bentuk persentase untuk mengetahui berapa yang menolak atau ragu-ragu.
2. Bagaimana kemungkinan pilihan suara warga Yortown dalam pemilihan presiden mendatang? Sebuah survei dilakukan kepada warga Yortown yang akan memilih dengan (kuesioner atau wawancara), dan hasilnya akan disajikan dalam persentase, misal 70% mengindikasikan mereka akan memilih Peter Murni, 20% untuk Graft George, dan 10% ragu-ragu.
3. Bagaimana pendapat orangtua tentang pembagian-pergeseran hari-hari sekolah? Orangtua akan disurvei dan hasilnya akan disajikan dalam bentuk persentase untuk mengetahui berapa yang menolak atau ragu-ragu.
...............................................
Terimakasih...................................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar